Tingkatan ukhuwah yang paling rendah adalah husnudzon (berbaik sangka) atau bersih hati (salamatul qalb) dan tidak melukai hati saudaranya.
Firman Allah Ta’ala, ”….dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr:10)
Tingkatan ukhuwah pertengahan adalah merasakan apa yang dirasakan saudaranya, mencintai kebaikan untuk saudaranya sebagaimana mencintai kebaikan untuk dirinya sendiri. Rasulullah saw. Bersabda, “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga mencintai untuk saudaranya sebagaimana mencintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tingkatan ukhuwah tertinggi adalah itsaar, atau mengutamakan saudaranya atas diri sendiri dalam masalah keduniaan. “….mereka (Anshar) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan….” (Al-Hasyr:9)
Dan ciri khas pemimpin sangat terkait dengan kepedulian terhadap umatnya. Kepedulian para pemimpin Islam ter-refleksi-kan pada keinginan yang kuat untuk menyelamatkan manusia dari penderitaan, bukan hanya di dunia, tetapi di dunia dan akhirat. Ketika rakyatnya menderita, miskin, tertindas, maka sikap seorang pemimpin adalah bagaimana bisa menyelamatkan rakyat dan bangsanya, bukan mencari kesempatan di atas kesempitan. Dan contoh kepedulian telah dipraktikkan oleh Rasulullah saw. dengan sempurna. Rasulullah saw. adalah manusia yang paling peduli, perhatian dan paling banyak berkorban untuk umatnya, sebagaimana disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 128.
Betapa besarnya rasa kasih sayang Rasulullah saw. kepada manusia sehingga beliau menginginkan bahwa semuanya beriman kepada Allah dan beriman kepada ajaran Islam. Dengan demikian mereka akan terbebas dari penderitaan yang maha berat, yaitu bebas dari api neraka. Inilah risalah beliau yaitu mengajak manusia agar mereka memperoleh hidayah Islam.
Kepedulian dan khidmah (pelayanan) adalah ciri khas pemimpin sejati dalam Islam. Sedangkan dalam manajemen modern, pelayanan atau service sangat diutamakan dan menempati posisi yang sangat penting. Maka bertemulah dua nilai yang saling mengokohkan, nilai Islam dan nilai-nilai universalitas modern. Dalam Islam ada kaidah yang bersumber dari salah satu riwayat hadits, berbunyi, “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR. Ibnu Majah)
[Maaf, sumbernya lupa]
Tingkatan Ukhuwah

Taksonomi Ukhuwah (Serial: Ternyata Ukhuwah Dimana-mana Ya!)
Review dikit dulu.., di dalam ilmu hayati sering kita jumpai istilah-istilah seperti keanekaragaman (diversity), taxonomy, nomenclatur, fenetic, tautonim, cladistics, procariot, senobium, laminarin, dsb (dan sungguh bxk!). . .
Dan,! dasar-dasar taksonomi adalah klasifikasi, identifikasi, dan nomenklatur (tata nama).
Sip! lanjuuuutt…
Begini, pada dasarnya semua tumbuhan adalah ‘bersaudara’, yakni sama-sama dalam satu kingdom, kingdom Animalia, begitu juga tumbuhan, masih dalam satu regnum Plantae. Artinya mereka masih px ikatan persaudaraan diantara sekian banyak keanekaragaman perbedaan dibawah takson kingdom, mulai dari Divisio, Classis, Ordo, Familia, Genus, sampai Spesies. Mereka juga berukhuwah!
Taaapi, rasa-rasanya masih blm lengkap, kurang satu takson di atas kingdom, yakni takson ‘makhluk Allah’, maka Plantae+ Animalia akan tergolong sebagai ‘makhluk hidup’, sedangkan satunya adalah ‘makhluk tak hidup’ (nonhayati).
Telah kita sadari dan terima (keindahan) faktanya bahwa umat Islam saat ini bisa dikatakan mencapai diversitas yang tinggi, dari angka-angka hay’ah (lembaga) yg ada, pemikiran, perkumpulan, ikatan, pergerakan, kesatuan, partai, persatuan, dsb. Baik terbagi berdasarkan ikatan kedaerahan, kesamaan akademis, kemiripan argumen, ketunggalan cita-cita, pandangan peribadatan, dan lainnya.
UINers yg dirahmati Allah….
'Beauty in diversity', sebait jargon universal, eh UIN-iversal yg muncul dari kesadaran adanya kreasi super rapi dari berjuta-juta-juta-juta anasir kehidupan, sebuah kekuatan di luar kendali kita. Sehingga mari berucap ‘subhanAllah’ sejenak… >> SubhanAllah. . . . .
Kepada Sang Maha Pengatur ‘konspirasi simbiosa alam’, pemilik ‘Teori Yg Takkan Terpecahkan’, dan buanyak lagi ke-Akbar-an lainnya.
Sehingga, sekali lagi, di dalam kehidupan sehari-hari, kita kan berjumpa dengan banyaaak sekali perbedaan, karena itu mari perkuat fondasi mindset ukhuwah dalam framework gaya berpikir dan hidup kita. Jangan sampai melupakan takson tertinggi kita, yakni sebagai ’makhluk Allah’.
Dan!! jangan sampai melupakan kingdom kita semuanya, yakni Islam, yg tengah kita peluk dengan erat ini.
Bagaimakah caranya???!!!

Search
Fans
Categories
- ~_^ (2)
- Agenda UIN Maliki Malang (1)
- dunia mahasiswa (2)
- Game UINITY (1)
- Hukum UINITY (1)
- OPAK (1)
- U I N (5)
- UINique Map (1)
- ukhuwah (2)
- video (1)
- wallpaper (2)